Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hikmah dalam Peringatan Haul

Galeri Kitab Kuning | Peringatan wafatnya seorang ulama atau yang biasa dikenal dengan istilah haul, hampir sering kita ikuti atau paling tidak kita ketahui acara tersebut. Dalam peringatan haul, setidaknya ada beberapa pelajaran atau hikmah yang bisa kita ambil.

Hikmah dalam Peringatan Haul


Hal tersebut disampaikan Pengasuh Pesantren Salaf Apik Kaliwungu Kendal Jawa Tengah, KH Sholahuddin Humaidullah dalam rangka peringatan haul ke-36, sang pengasuh pondok terdahulu, Allah yarham KH Humaidullah Irfan, di aula Al-Muzakka Pesantren Salaf Apik Kaliwungu, Senin (10/5).

Baca Juga : 8 Kriteria dalam Memilih Pasangan

Baca Juga : Kata-kata Motivasi Islami Sahabat Ali Bin Abi Thalib ra

Pertama adalah lil istighfar yang artinya memohon ampunan kepada Allah swt dengan membacakan doa serta meminta rahmat untuk diri kita dan para guru, khususnya guru yang sedang diperingati haulnya.

“Tujuannya lil istighfar meminta ampunan kepada Allah swt, meminta curahan rahmat kepada Almarhum KH Humaidullah, khususnya juga para almarhum masyayikh Pesantren Apik juga kepada guru-guru kita dan kiai-kiai kita,” kata Abah Sholah 

Hikmah kedua yaitu lil istidzkar, artinya melalui forum haul, kita yang masih hidup bisa meneladani dengan mengenang perjanan hidup dan mengingat kembali kebaikan-kebaikan yang dilakukan almarhum.

Ketiga adalah lil istijma’, yakni agar dikumpulkan bersama para guru dan ulama, yang sedang diperingati haulnya. "Semoga kita dipertemukan dan dikumpulkan dengan para kekasih dan guru, khususnya bersama Mbah Humaid. Sebuah kebanggan bagi kaum muslimin apabila dapat dipertemukan kembali dengan orang yang diidolakan, terlebih bisa bertemu dengan Nabi Muhammad saw, untuk ikut dibarisanya dan mendapatkan syafaatnya," tuturnya.

Dalam kesempatan ini, Kiai Sholahuddin menyampaikan manaqib Mbah Humaid, di antaranya perjalanan mencari ilmu Mbah Humaid dari pesantren satu ke pesantren lainya. Dijelaskan Kiai Sholah, sebelum mengaji ke para kiai di luar Kaliwungu, Mbah Humaid terlebih dahulu mengaji kepada ayahnya kemudian mengaji Al-Qur’an kepada Kiai Ahmad Badawi Kaliwungu dan mengaji kitab kuning kepada Kiai Abdul Aziz Kaliwungu.

“KH Humaidullah Irfan, Semasa kecilnya mengaji kepada kiai yang masih kerabat seperti mengaji Al-Qur'an kepada Kiai Ahmad Badawi dan kitab kuning  kepada Kiai Abdul Aziz. Pada waktu ayahnya wafat beliau masih berumur 18 tahun dan adiknya yang paling kecil (Nyai Ibadiyyah) masih berumur satu tahun,” terang pengasuh Pesantren Apik itu.

Setelah Mbah Humaid berusia 18 tahun, ayahnya yakni KH Irfan bin Musa wafat. Pada usia yang relatif muda ini Mbah Humaid menjalani kehidupan tanpa ditemani sang ayah, namun tidak membuat Mbah Humaid putus asa. Ia semakin memiliki ghiroh untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya. 

Demikianlah informasi mengenai Hikmah dalam Peringatan Haul, semoga bermanfaat.

Sumber : https://jateng.nu.or.id/regional/tiga-hikmah-dalam-peringatan-haul-vZweT

Posting Komentar untuk "Hikmah dalam Peringatan Haul "

close
Banner iklan disini